1 Okt 2016

Mengampuni Yang Bersalah ...


Dalam doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dalam Matius 18:22, terlebih kita diajar untuk bersedia berulang kali mengampuni sebanyak 70 X 7 kali. Di atas kayu salib, Yesus pun memberi teladan dengan menengadah dan berkata,

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat ” (Luk 23: 34). 

Apa arti penting mengampuni? Dalam mengampuni ada dua hal yang penting dan harus digarisbawahi oleh umat Kristen. Yang pertama adalah kerelaan hati yang tulus. Tidak mungkin kita bisa mengampuni tanpa ketulusan hati. Berpura-pura mengampuni padahal hati tidak benar-benar memaafkan adalah hal yang tidak mungkin dilakukan.

Yang kedua, dalam mengampuni, orang yang diampuni tingkat kepentingannya lebih rendah dari yang mengampuni. Mudah sekali bersikap baik kepada orang yang levelnya di atas kita, sepeti misalnya orang yang lebih kaya, pejabat, atau tokoh masyarakat. Mudah sekali bagi hati manusia untuk mendekat dan bersikap baik kepada orang-orang seperti itu. Akan tetapi lain halnya dengan orang yang lebih rendah di bawah kita. Mereka sering menjadi pilihan terakhir. Tidak mudah bagi hati manusia untuk mau membuka hati bagi mereka. "Apa untungnya bagiku?" Itulah pertanyaan yang sering muncul (walau sering tanpa disadari) dalam pikiran kita saat memberi sesuatu pada orang rendahan yang datang pada kita.

Dalam hal mengampuni, ketika kita memahami dua hal di atas, maka kita bisa punya kesadaran yang mengantisipasi segala kesombongan dan keangkuhan saat menerima orang yang pernah menyalahi kita yang datang pada kita. Dengan begitu, bagi kita, umat Kristiani, memaafkan akan lebih mudah. Sesuai dengan ajaran Kristus.

Ajaran ini sangat dalam, sulit dilakukan dan sekaligus berat dilaksanan bagi kita, umat Kristen. Bagaimana bila yang datang untuk meminta pengampunan adalah musuh bebuyutan yang sangat kita benci. Bukankah berat sekali mengampuni?

Bagaimana bila orang tersebut pernah melakukan kesalahan, pernah kita ampuni dan pernah mengulangi kekeliruan itu lagi pada kita. Apa tidak semakin berat rasanya mengampuni?

Mengutip ayat dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa kita harus mengasihi musuh (kasihilah musuhmu), niscaya kita lebih mudah untuk meminta hati kita agar rela atau bersabar mengampuni mereka, orang-orang yang bersalah kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar