6 Nov 2015

Mengasihi Musuh, Itu yang Bapa Ajarkan kepada kami.

Bapa kami mengajarkan bahwa kami harus bersinar terang, "Jadilah terang!". Buat apa kita hidup bila tak berguna? Untuk apa akhirnya nanti? Apa tujuan dari perlombaan ini bila tak ada "piala berharga" yang kita dapat?

Seperti matahari, kita harus bersinar untuk semuanya. Bukan hanya untuk teman-teman atau sanak famili saja, melainkan untuk orang lain yang tidak dekat dengan kita - termasuk di dalamnya adalah untuk musuh kita.

Ya, mengasihi musuh, ini yang berat sekali. Ini adalah ajaran kebijaksanaan yang sangat tinggi dan menurut saya adalah ciri khas dari agama kita. Ketika agama lain berusaha menghancurkan (yang mereka nilai sebagai) musuh mereka, kita justru berusahaa keras untuk mengampuni mereka yang telah melakukan kesalahan pada kita.

Mengapa kita harus mengampuni musuh? Karena TUHAN telah memperlakukan kita dengan cara yang sama - DIA telah bersedia mengampuni manusia yang berdosa. Bayangkan bila ALLAH Putra tidak pernah turun tengah-tengah manusia dan menebus dosa-dosa kita dengan cara disalibkan dan bangkit, kita umat Kristen tidak layak menghadap kempali pada-Nya tanpa bercacat-cela. Ketika manusia masih tenggelam dalam dosa, BAPA mengutus Anak-Nya yang tunggal, Anak Domba Allah untuk menebus umat manusia. Biarpun kita bergelimang dosa dan menyakiti hati-Nya, Ia tetap rela menderita di kayu salib demi menyelamatkan kita. Sesungguhnya Allah berhak sekali menghakimi kita sesuai dengan hak Ilahi-Nya. Kenapa? Karena manusia bersalah bermilyar kali lebih berat dibandingkan dengan satu atau dua kesalahan dari musuh kita.

Jangan biarkan rasa dendam menghalangi kita dari berkat kasih Tuhan.

Sekali lagi, mengampuni musuh mungkin adalah ilmu kebijaksanaan / pelajaran yang sangat tinggi. Berulang-ulang kasih didengungkan dalam Alkitab kita. Lagi, lagi dan lagi. Salah satunya tercermin dalam baris 'Doa Bapa Kami'. Ya, tak mudah memang, tapi bisa apabila kita mau membuka diri dan 'legowo'.

Biarpun mungkin lawan kita telah menyakiti dengan perkataan dan perbuatan, kita harus memaafkan mereka. Bila kita berkeras hati (degil / bebal), dan berkata: "kita berhak membalas!", maka kita ikut bersalah dan akan membuat keadaan semakin buruk. 'Mata ganti mata hanya akan membuat seluruh dunia buta', itu kata pepatah (Mahatma Gandhi bila saya tak salah ingat).

Jadi, tak perlu berpanjang-lebar karena ajaran-Nya dalam Alkitab sudah jelas.
Mari kita bertanya pada diri masing-masing: apakah hati kita sudah mampu mengampuni musuh-musuh yang mencederai kita?

Semoga. Ya, saya berdoa semoga masing-masing dari kita mampu mengampuni musuh-musuh yang bersalah kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar